Salahkah Aku Jatuh Cinta?

Salahkah Aku Jatuh Cinta?
Oleh: Siti Sa’adah, S.Pd

Aktivis dan Tim Media Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kab. Bandung
saadahwaqash@gmail.com

Hidup tanpa Cinta bagai taman tak berbunga. Hidup tanpa Cinta itu merana. Hidup tanpa Cinta terasa hampa. Cinta Cinta Cinta.!!!

Segitunya ya si Cinta.
Lantas, apa sih itu Cinta? Kenapa bisa selalu ada? Salahkah aku jatuh Cinta?


Bahasan tentang cinta memang tidak pernah ada habisnya. “Cinta” yang selalu jadi viral dalam kehidupan remaja, dewasa bahkan anak-anak sekarang ini seolah-olah membuat nampak manis setiap sendi kehidupan. Lalu bagaiamana kah Islam memandang Cinta? adakah sebenarnya Cinta dalam Islam? Bagaimana pula cara menyalurkan Cinta yang sesungguhnya, yang benar sesuai dengan aturan Islam? Cekidot!

Cinta merupakan naluri berkasih sayang yang jelas ada dalam islam (dalam bahasa arab: gharizatun nau’). Naluri ini merupakan salah satu naluri yang Allah berikan kepada setiap orang disamping naluri-naluri lainnya (gharizatun baqa’/naluri mempertahankan diri, gharizatun tadayyun/naluri bertuhan) dan ini merupakan fitrah. Naluri berkasih sayang inilah yang menjadikan pada kita sebagai manusia timbul rasa sayang kepada kedua orangtua kita, mencintai mereka, sayang kepada adik, saudara, teman, sahabat, lawan jenis bahkan makhluk Allah lainnya. Jadi itu semua Normal karena sifatnya fitrah.

Nah, yang menjadi masalah saat ini yaitu banyaknya cara penyaluran yang meyimpang (melanggar aturan Islam, dalam menyalurkan kasih sayang kepada lawan jenis) dan cara menyalurkan cinta inilah yang harus di kritisi oleh diri kita sendiri, jangan sampai kita terbawa arus negatif. Karena sungguh jika kita seorang muslim maka tentu setiap sendi kehidupan pun harus rela di atur oleh sang Khalik yaitu Allah SWT. Semuanya semata-mata agar hidup kita adalah hidup yang berkah.

Zaman sekarang (hampir setiap orang) cara berkasih sayang dengan lawan jenis diikat dengan yang namanya “pacaran”. Pacaran jelas HARAM dalam islam. Allah berfirman yang artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”. (TQS. Al-Isra:32). Faktanys tidak semua pacaran berakhir dengan perzinaan tetapi perzinaan pasti diawali dengan PACARAN. Astagfirullah, Kenapa bisa? Karena jelas dalam aktifitas pacaran itu sendiri penuh kemudharatan dan jelas sebuah kemaksiatan, seperti berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, adanya interaksi/komunikasi berdua (*yang ketiganya syetan), menatap, melihat dan memegang yang bukan haknya, bisa dengan berpegangan tangan, berci*man hingga perzinaan. Naudzubillahi min dzalik padahal zina itu adalah dosa besar.

Pacaran merupakan budaya kafir yang haram jika seorang muslim mengadopsinya walaupun sedikit. Budaya ini lah yang menjadikan generasi muda menjadi darurat zina atau darurat freesex dan lain sebagainya. Ini jelas merupakan ancaman nyata bagi umat muslim, perlahan tapi pasti wabah pacaran ini terus menyebar di semua kalangan, apalagi bagi Indonesia yang menjadi negara mayoritas muslim terbanyak di dunia. Survey membuktikan bahwa dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja mengaku pernah aborsi (Kompas.com, 14/03/12). Naudzubillah, semua itu tidak lain dan tidak bukan berawal dari pacaran. Sungguh sangat miris!

Lalu Salahkah aku jatuh cinta?!?!?!? Tenang, jatuh cinta itu tidak pernah salah alias normal, yang bisa salah itu ketika kita salah jatuh cinta (kepada seseorang yang belum halal). Untuk yang telanjur terikat dengan yang namanya pacaran, kamu punya dua pilihan yaitu Pustuskan! Atau Halalkan!. Gak usah galau masalah jodoh, jodoh itu sudah diatur oleh Allah SWT. Daripada sibuk mencari yang baik, lebih baik sibuk menjadi orang yang baik hingga nanti dipertemukan dalam sebuah ikatan suci pernikahan. No cry no baper. Allah berfirman yang artinya: “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (TQS. An-nur:26). MasyaAllah, itu janji Allah yang pasti. So, buat ukhti-ukhti jaga diri sampai kelak ada yang menghalalkan! Beruntung buat kamu yang sampai sekarang pintar menjaga diri sebelum ada yang benar-benar berhak memiliki. Sabarkanlah diri dalam sebuah penantian.

Ingat, Islam itu sempurna. Islam mengatur masalah pergaulan antara lawan jenis. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan jika kamu menyukai seseorang dan sudah mampu untuk menikah: 1. Ta’aruf, 2. Khitbah (datangi wali nya/didatangi sang calon) dan 3. Nikah. Beres! Kalo belum mampu menikah ya perbanyak shaum sunnah seperti yang Allah perintahkan hingga nanti siap, rukun dan syarat sah nikah pun terlampaui. Teruslah maksimalkan ikhtiar dan do’a.

Terakhir, menyukai seseorang atau lawan jenis itu boleh-boleh saja (itu kan fitrah) jaga saja rasa itu hingga nanti bisa bertemu dalam ikatan yang benar, “jatuh cinta” nya simpan untuk pasangan halal mu nanti. Biarlah kini bersakit-sakit dahulu (menyimpan rasa) bersenang-senang kemudian (dihalalkan/menghalalkan).[]

Subscribe to receive free email updates: