Wahai Para Lelaki, Segera Lamarlah Wanita Muslim yang Mempunyai 5 Sifat Ini!

Wahai Para Lelaki, Segera Lamarlah Wanita Muslim yang Mempunyai 5 Sifat Ini!

Setiap manusia akan melewati banyak fase-fase dalam kehidupannya, mulai dari sejak lahir, lalu menjadi anak-anak yang diasuh oleh kedua orangtuanya, hingga kemudian beranjak dewasa dan menikah lalu memiliki keluarga sendiri.


Saat ini proses menuju pernikahan yang dilalui oleh manusia biasanya dilakukan dengan cara berpacaran dulu selama beberapa waktu untuk saling memahami lalu kemudian baru dilakukanlah acara lamaran dan menikah. Padahal cara tersebut lebih banyak sisi negatifnya dari pada positifnya. Islam tidak mengenal pacaran tapi hanya mengenal istilah ta’aruf dan khitbah yang kemudian dilanjut dengan prosesi akad pernikahan.  Banyak orang yang ingin melakukan proses lamaran yang sesuai dengan aturan Islam namun masih bingung tata cara yang harus dilakukannya.

Untuk para lelaki jika sudah menemukan wanita muslimah yang mempunyai 5 sifat ini, segeralah untuk melamarnya. Apa-apa sajakah 5 sifat tersebut? Berikut ulasannya.

1. Penuh Cinta Kasih

Allah SWT Berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum:21).

Salah satu tujuan berumah tangga adalah agar tercipta rasa tentram dalam hidup. Rasa tentram ini diperoleh karena adanya rasa kasih sayang antara suami istri. Tapi seiring waktu berjalan banyak kasus rasa kasih dan sayang istri terhadap suami perlahan-lahan pupus.

Jika ini terjadi, maka rasa tentram dalam berumah tangga pun tidak akan lagi tercapai. Keseharian rumah tangga justru diwarnai dengan pertengkaran demi pertengkaran yang tiada habisnya. Lebih kacau lagi jika hadir pria idaman lain di tengah-tengah rumah tangga tersebut. Alhasil rumah tangga bisa bubar berantakan.

Maka perhatikanlah apakah ada sifat penuh kasih dan sayang pada diri calon pasangan kita. Tolak ukurnya bisa kita lihat dari cara ia memperlakukan anggota keluarganya sendiri. Bagaimana ia bersikap terhadap kedua orang tuanya, bagaimana ia bersikap terhadap kakak-kakaknya dan bagaimana ia memperlakukan adik atau keponakannya.

2. Istri Yang Subur

Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi sallam lalu berkata; sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang mempunyai keturunan yang baik dan cantik, akan tetapi dia mandul, apakah aku boleh menikahinya? Beliau menjawab: “Tidak.” Kemudian dia datang lagi kedua kalinya dan beliau melarangnya, kemudian ia datang ketiga kalinya lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nikahkanlah wanita-wanita yang penyayang dan subur (banyak keturunan), karena aku akan berbangga kepada umat yang lain dengan banyaknya kalian.” HR Abu Daud Nomor 1754).

Salah satu terwujudnya keharmonisan keluarga adalah dengan lahirnya buah hati hasil cinta di tengah-tengah keluarga tersebut. Dan sebaliknya banyak keluarga yang bubar jalan dengan alasan tiadanya anak yang membuat hari-hari mereka penuh keceriaan. Walaupun sebenarnya secara hakiki, ketiadaan anak adalah takdir-Nya juga yang harus disikapi dengan bijak.

3. Masih Gadis

Suatu ketika, Rasulullah SAW bertanya pada sahabat Jabir R.A, “Wahai Jabir, apakah kamu sudah menikah? Dia (Jabir) berkata; Saya menjawab; Ya. Beliau bertanya kembali: “Dengan seorang gadis atau janda?” Dia (Jabir) berkata; Saya menjawab; Dengan seorang janda, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “Kenapa tidak dengan seorang gadis, agar kamu bisa bercumbu rayu dengannya dan dia bisa bercumbu rayu denganmu? -Atau beliau bersabda: – Kamu bisa bersenda gurau dengannya dan dia bisa bersenda gurau denganmu?” Dia (Jabir) berkata; Saya berkata; Sesungguhnya Abdullah (ayah Jabir) telah meninggal dunia dengan meninggalkan sembilan anak perempuan atau tujuh anak perempuan, dan saya tidak suka jika saya menikah dengan orang yang sepadan dengan mereka, namun saya lebih suka menikah dengan wanita yang bisa mengurus mereka dan bisa membuat mereka baik. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “Semoga Allah memberkahimu.” (HR Muslim Nomor 2664).

Hadits ini bukan berarti bahwa seseorang tidak diperkenankan menikahi seorang janda. Rasulullah SAW pun banyak beristrikan seorang janda ketimbang gadis. Namun maksud hadist ini adalah dengan menikahi seorang gadis yang tentu saja masih lugu dalam urusan percintaan, akan memberikan kesenangan tersendiri yang tidak diperoleh dari wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya. Hal ini tidak bertentangan dengan syari’at karena tujuan pernikahan sejatinya adalah hendak memperoleh kebahagiaan.

4. Berasal Dari Keturunan Yang Jelas

Asal muasal keturunan seseorang sedikit banyak akan mempengaruhi perilaku orang tersebut. Seseorang yang berasal dari keluarga baik-baik akan dibesarkan dengan penuh kebaikan pula. Ia pun akan tumbuh menjadi orang yang baik. Kebaikan yang kelak akan ia tularkan pula pada anak keturunannya.

Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari Nomor 4700).

5. Taat Agamanya

Sebagaimana hadis yang sudah disebutkan pada point 4 di atas, sebaik-baik pilihan adalah seorang muslim yang memilih wanita pendamping hidup karena agamanya. Disebutkan di atas bahwa ia adalah orang yang beruntung. Betapa tidak, wanita yang taat agamanya akan bagus pula akhlaknya. Ia akan penuh kasih sayang pada suami dan anaknya. Ia akan ridha dengan pemberian suaminya. Ia pun akan menyenangkan pandangan suami ketika melihatnya. Ketika suami tidak berada di rumah, ia akan mampu menjaga kehormatan diri dan harta suaminya sehingga suami akan merasa tenang meninggalkannya untuk bepergian demi menyelesaikan berbagai urusan.

Wanita seperti itu tak lain adalah seorang wanita shalihah, seperti yang difirmankan Allah SWT:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا


“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS An-Nisa:34)

Subscribe to receive free email updates: